LIBUR AKHIR TAHUN DI PULAU PARI
Liburan akhir tahun 2012 kami
merencakan trip untuk berkunjung ke salah satu pulau di Kepulauan Seribu
tepatnya Pulau Pari. Kami berangkat dari Angke pagi hari sekitar setengah sembilan. Pulau
ini berjarak sekitar satu setengah jam dari pelabuhan Angke. Jujur saja, itu
kali pertama kami dan kami benar-benar buta arah dan buta jalan mencari
Pelabuhan Angke. Beruntung saat itu kami mendapat supir taxi yang masih mas-mas
dan sangat baik plus ramah. Berhubung kita bertiga sama-sama buta jalan, kita
sempet kesasar. Tapi berkat kebaikan hati pak supir taxi yang tidak ragu untuk
bertanya, akhirnya kami sampai tepat waktu di pelabuhan Angke. Makasi ya Pak. :)
Tidak pernah terlintas di
pikiran saya kalo pelabuhan Angke begitu jorok dan baunya L,
hal ini sempat buat saya hilang selera buat makan sea food. Anda pasti bertanya
kenapa?? Itu karena perlaukan abang-abang pedagang ikan, udang, kepiting,
cumi, dkk bener2 tidak higienis terhadap dagangan mereka. Belum lagi setelah
saya lihat ternyata laut Jakarta ampun deh kotornya. Kalian pasti mengerti jika kalian pernah ke Pulau Seribu melalui Angke, atau jika kalian
akan merencanakan trip kesana.
Pelabuhan Angke
Postingan ini bukan saya buat
untuk mendiskreditkan kelompok tertentu. Tetapi postingan ini untuk menghimbau
teman-teman, ketika berwisata kita juga harus peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Oke lanjut ke perjalanan menuju
Pulau Seribu. Perjalanan satu jam pertama berhasil kami lewati dengan aman dan
nyaman sambil jeprat-jepret lautan. Nah beberapa puluh menit sebelum sampai
pinggiran, ombak sangat tidak bersahabat. Saat itu kami merasa perahu melayang di atas air bak tersapu tsunami
(tapi ndak gitu juga sie, emg dasar saya rada lebay :P) dan itu terulang
beberapa kali, sampai akhirnya saya merasa mabuk laut (Uweeekkkkk, apa saya muntah?? Sukurnya tidak) padahal itu jaraknya tinggal 10 menit dari
pinggiran pinggiran Pulau Pari.
Kondisi di dalam kapal
Sesampainya di Pulau Pari kita
langsung diajak ke homestay untuk beristirahat sebentar dan juga untuk mengisi
perut kami yang sudah lapar. Oh ya, kami menggunakan jasa agen jadinya semuanya
sudah dipersiapkan jadi tinggal terima beres, sesekali bolelah. Makanan yang
disajikan saya pikir pure makanan laut karena dekat laut, tapi ternyata kami
disuguhi ayam goreng, tempe goreng, dan pecel sama seperti makanan pada umumnya.
Menu penyambut perut yang sedang lapar
Siangnya kami lanjutkan dengan
berenang-renang ria di Pantai Perawan. Pantai perawan memiliki pasir putih yang
bersih dan air laut yang jernih. Cocoklah buat refreshing menghilangkan penat bagi
warga Jakarta setelah hampir seminggu sibuk dengan rutinitas kantor dan jalanan
yang macet.
Beautiful Perawan Beach
Narsis dikit bolelah
Setelah itu kami lanjut untuk
melakukan snorkling di beberapa spot sekitar Pulau Pari. Jujur saja kami
awalnya sempet deg-deg ser untuk melakukan hal satu ini, karena ini merupakan
pengalaman pertama kami. Tapi jiwa bertualang si bolang mengalahkannya hingga
akhirnya kami sukses tanpa halangan yang berarti ikut snorkling :P. Setelah
pengalaman pertama itu kami malah ketagihan buat snorkling, bahkan bertekad
untuk kursus diving, hehe. Alam bawah laut memang meberikan ketenangan
tersendiri bagi penggemarnya.
Keanekaragaman hayati bawah laut P. Pari
Tapi ada satu hal yang kami
sayangkan, beberapa spot untuk snorkling,
karangnya terlihat rusak, karena para awak kapal yang mengantar kami untuk snorkling membuang jangkar seenaknya. Kami
sendiri memberi saran untuk teman-teman guide disana agar membuat tambatan
kapal ditempat yang merupakan spot snorkling.
Setidaknya kami sudah berusaha memberikan beberapa masukan. Dan parahnya, jika
semakin banyak yang berkunjung ke Kepulauan Seribu, kelestarian karang akan
semakin terancam JIKA JANGKAR KAPAL MASIH DIBUANG SEENAKNYA. Semoga ada
upaya dari masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Beberapa batu karang yang rusak
Usai snorkling, kita diberikan waktu istirahat dan bersiap-siap untuk
keliling pulau menggunakan sepeda, menyaksikan sunset, dan menikmati dinner
(agak lebay dikit) di pinggir pantai. Tapi jangan berpikir keliling pulau ini
menghabiskan waktu berjam-jam, karena pulaunya yang kecil, kami Cuma butuh
waktu kurang dari 15 menit untuk sampai dari ujung satu ke ujung lainnya Pulau
Pari. Tapi terlepas dari itu, pemandangannya cukup menyejukan mata. Melihat sunset
dan menikmati dinner di pinggir pantai itu sesuatu yang rasanya tidak bisa
dibayar apapun, menurut kami sie :P.
Sunset yang buat speechless
Bintang laut dan jejaknya yang indah
Menu Bakar
Besoknya, kami sengaja bangun
pagi-pagi untuk menyaksikan sunrise, tapi sayang, karena berawan jadi tidak
terlalu bagus. Tapi okelah bisa bersepeda pagi-pagi dan mencium aroma laut.
Perahu nelayan yang menggoda
Pukul sembilan kami sudah harus
bersiap untuk kembali ke Angke. Perjalanan pulang terasa lebih lancar daripada
berangkat. Mungkin karena cuaca yang cukup cerah.
Pengalaman yang sangat
berkesan bagi kami, walau hanya dua hari satu malam. Tapi membuat kami ingin
kembali lagi kesana.